Sabtu, 29 Desember 2012
Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat tertentu umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain.Pernahkah kamu memperhatikan ibumu memasak air ? Jika air sudah mendidih dan dibiarkan dalam selang waktu tertentu, maka air akan berkurang dan lama kelamaan akan habis. Kemanakah air itu ? Air itu menguap menjadi gas.
Perubahan wujud zat cair menjadi padat disebut membeku, contohnya adalah air menjadi es ketika didalam kulkas dan coran besi yang dimasukkan ke dalam cetakan menjadi keras. Zat dapat mengalami perubahan wujud karena energi.
Perubahan wujud padat menjadi cair disebut melebur atau meleleh, contohnya adalah es mencair dan mentega berubah menjadi minyak ketika dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.
Perubahan wujud cair menjadi gas disebut menguap contohnya adalah air menjadi uap dan spiritus menjadi gas. Perubahan dari gas menjadi cair disebut mengembun, contohnya adalah embun di pagi hari.
Perubahan gas ke padat, contohnya jelaga yang merupakan hasil pembakaran pada lampu minyak. Perubahan padat menjadi gas disebut menyublim, contohnya penguapan kapur barus.
Jumat, 28 Desember 2012
Kamis, 27 Desember 2012
Kamis, 20 Desember 2012
Selasa, 18 Desember 2012
Selasa, 04 Desember 2012
ELASTISITAS
ELASTISITAS
Elastis
atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah
gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut
berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah
pertambahan panjang. Benda-benda elastis juga memiliki batas elastisitas. Ada 2
macam benda yaitu: benda elastis dan benda plastis (tak elastis).
1. HUKUM HOOKE
Pertambahan
panjang yang timbul berbanding lurus dengan gaya tarik yang diberikan. Hal ini
pertama kali diselidiki pada abad 17 oleh seorang arsitek berkebangsaan Inggris
yang bernama Robert Hooke. Hooke menyelidiki hubungan antara gaya tarik yang
diberikan pada sebuah pegas dengan pertambahan panjang pegas tersebut.
Hooke menemukan bahwa pertambahan panjang pegas yang timbul berbanding lurus dengan gaya yang diberikan.
Hooke menemukan bahwa pertambahan panjang pegas yang timbul berbanding lurus dengan gaya yang diberikan.
F
x
Lebih
jauh lagi, Hooke juga menemukan bahwa pertambahan panjang pegas sangat
bergantung pada karakteristik dari pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang
seperti karet gelang akan mengalami pertambahan panjang yang besar meskipun
gaya yang diberikan kecil. Sebaliknya pegas yang sangat sulit teregang seperti
pegas baja akan mengalami pertambahan panjang yang sedikit saja meskipun diberi
gaya yang besar. Karakteristik yang dimiliki masing-masing pegas ini dinyatakan
sebagai tetapan gaya dari pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang seperti
karet gelang memiliki tetapan gaya yang kecil. Sebaliknya pegas yang sulit
teregang seperti pegas baja memiliki tetapan gaya yang besar. Secara umum apa
yang ditemukan
Hooke
bisa dinyatakan sebagai berikut:
F = k. x
F = k. x
Keterangan:
F = gaya yang diberikan pada pegas (N)
k = tetapan gaya pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)
F = gaya yang diberikan pada pegas (N)
k = tetapan gaya pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)
2. ENERGI POTENSIAL PEGAS
Besar
energi potensial sebuah pegas dapat dihitung dari grafik hubungan gaya yang
bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas tersebut.
Ep = ½ F . x
= ½ (k . x) . x
Ep = ½ F . x
= ½ (k . x) . x
Keterangan:
Ep = energi potensial pegas (joule)
k = tetapan gaya pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)
3. MODULUS ELASTISITAS
Yang
dimaksud dengan Mosdulus Elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan
regangan. Modulus ini dapat disebut dengan sebutan Modulus Young.
a.
Tegangan (Stress)
Tegangan adalah gaya per satuan luas penampang. Satuan tegangan adalah N/m2Secara matematis dapat dituliskan:
Tegangan adalah gaya per satuan luas penampang. Satuan tegangan adalah N/m2Secara matematis dapat dituliskan:
Tegangan = gaya / luas
b.
Regangan (Strain)
Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu batang terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya. Secara matematis dapat dituliskan:
regangan = pertambahan panjang : panjang awal
Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu batang terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya. Secara matematis dapat dituliskan:
regangan = pertambahan panjang : panjang awal
Dari kedua persamaan di atas dan pengertian modulus
elastisitas, kita dapat mencari persamaan untuk menghitung besarnya modulus
elastisitas, yang tidak lain adalah:
Modulus Elastisitas = tegangan : regangan
Satuan
untuk modulus elastisitas adalah N/m2
4. RANGKAIAN PEGAS
Suatu rangakaian pegas pada dasarnya
tersusun dari susunan seri dan / atau susunan paralel.
1) Susunan Seri
1) Susunan Seri
Saat pegas dirangkai seri, gaya
tarik yang dialami tiap pegas sama besarnya dan gaya tarik ini = gaya tarik
yang dialami pegas pengganti ( F1 = F2 = ....Fn). Pertambahan panjang pegas
pengganti seri = total pertambahan panjang tiap – tiap pegas ( = x1 + x2 +
..... xn) maka nilai konstanta pengganti = total dari kebalikan tiap – tiap
tetapan pegas ( 1/ks = 1/k1 + 1/k2 + ....1/kn ).
2) Susunan Paralel
2) Susunan Paralel
Saat pegas dirangkai paralel, gaya
tarik pada pegas pengganti F = total gaya tarik pada tiap pegas ( F = F1 + F2 +
....F ). Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya ( xtotal = x1 + x2 +
..... xn ) maka nilai konstanta pengganti = total dari tetapan tiap – tiap
pegas (kp = k1 + k2 + .... kn).
5. GERAK EBNDA DI BAWAH PENGARUH PEGAS
Bila suatu benda yang digantungkan
pada pegas ditarik sejauh x meter dan kemudian dilepas, maka benda akan
bergetar. Percepatan getarnya itu dapat dihitung dengan persamaan: Dari
persamaan di atas, kita mengetahui bahwa besarnya percepatan getar (a)
sebanding dan berlawanan arah dengan simpangan (x)
RPP FISIKA SMA RADIASI BENDA HITAM
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Belajar
dan Pembelajaran
OLEH:
Endang Sulistyorini
NIM.
A1C311013
DOSEN:
Drs.
Rasimin, M.Pd
Program
Studi Pendidikan Fisika
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Jambi
2012
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : SMA
Kelas/ Semester : XII (Dua belas)/ Semester II
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Waktu : 8 Jam
Pelajaran
Standar
Kompetensi:
Mengaplikasikan sifat-sifat
radiasi benda hitam dan menganalisa berbagai besaran fisis pada gejala kuantum
dan batas-batas berlaku relativitas Einstien dalam paradigma fisika modern.
Kompetensi
Dasar:
Menganalisis secara
kualitatif gejala kuantum yang mencakup hakikat dan sifat-sifat radiasi benda
hitam serta penerapannya.
Indikator:
1.
Mendeskripsikan
radiasi benda hitam dalam diskusi kelas.
2.
Mendeskripsikan hipotesa
Planck.
3.
Menerapkan
perilaku radiasi benda hitam untuk mengukur suatu benda ( misalkan suhu
matahari dan suhu bintang )
Tujuan
Pembelajaran:
1.
Menganalisis dan
menginterpretasikan data empiris dari radiasi benda hitam.
2.
Memformulasikan
hipotesa Planck.
3.
Memformulasikan
hukum pergeseran Wien dan hukum Stefan Boltzmann berdasarkan hipotesa Planck.
Materi
Pembelajaran:
1. Menfsirkan data benda hitam dalam diskusi kelas
2.
Merumuskan radiasi benda hitam (termasuk
pergeseran Wien ), postulat Planck and dualisme gelombang partikel cahaya dalam
diskusi kelas
3. Memaparkan hasil kajian literatur tentang perilaku
radiasi benda hitam yang berkaitandengan gejala pemanasan global
Model
pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Penugasan
Langkah-langkah
Pembelajaran:
a. Kegiatan
Awal
Motivasi
dan Prasayarat:
1. Jika suatu benda berwarna putih kena
cahaya benda tersebut akan …..
2. Jika suatu benda berwarna hitam kena
cahaya benda tersebut akan …..
b. Kegiatan
Inti
1. Guru
mendemonstrasikan sebuah benda
hitam.
2. Siswa mengamati dengan seksama.
3. Guru membimbing diskusi kelas menegnai informasi
tentang energi radiasi.
4. Dalam diskusi kelas siswa berkesempatan untuk
mengapresiasikan / mengajukan pendapatnya perihal informasi tentang energy
radiasi.
5. Guru membimbing diskusi kelas dalam merumuskan
radiasi benda hitam (termasuk pergeseran Wien ), postulat Planck and dualisme gelombang
partikel cahaya
6. Siswa bersikap aktif dalam diskusi.
7. Guru memberikan contoh soal pada setip perumusan yang
diperoleh.
c. Kegiatan Penutup
1.
Memeberi
pertanyaan diskusi
2.
Memberi soal
latihan
Sumber,
Bahan, dan Alat Belajar:
3. Sumber:
buku Fisika yang relevan
4. Bahan:
bahan presentasi dan hasil kerja siswa
5. Alat:
media presentasi
Penilaian:
1. Penilaian
keaktifan siswa.
2. Penilaian
pertanyaan diskusi.
3. Penilaian soal latihan.
GERAK DAN POSISI BENDA LANGIT
TUGAS
GERAK DAN POSISI BENDA LANGIT
( Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Bumi dan Antariksa)
Disusun Oleh :
Endang Sulistyorini
NIM. A1C311013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
November 2012
A. Gerak Semu Harian dan Tahunan Matahari
1.
Gerak Semu Harian Matahari
Penyebab
terjadinya Gerak Semu Harian Matahari ialah adanyarotasi bumi (gerak putar
bumi pada sumbu putarnya). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.1 detik.
Gerak semu harian matahari mengakibatkan perubahan posisi matahari setiap
harinya.Matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat, padahal gerak
semu ini teramati karena bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya,
dari barat ke timur. Sehingga akan muncul tampak kesan semu bahwa dari
sudut pandang kita (sebagai pengamat) di bumi, matahari-lah yang bergerak mengelilingi bumi.
2.
Gerak Semu Tahunan Matahari
Penyebab terjadinya Gerak Semu Tahunan
Matahari iadalag adanya Revolusi
Bumi. Bumi membutuhkan waktu
selama 1 tahun untuk bergerak mengelilingi matahari (revolusi).Bumi selain
bergerak mengelilingi matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya
(rotasi). Tetapi sumbu rotasi bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi,
melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. Akibat dari miringnya sumbu
rotasi bumi itu, matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa bumi,
matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan bumi. Selama setengah
tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi bagian utara, dan setengah tahun
berikutnya matahari lebih banyak menerangi bumi bagian selatan.
Dalam
gerak semunya, matahari akan tampak bergerak dari khatulistiwa (equator) antara
23,5 derajat lintang utara dan lintang selatan. Pada tanggal 21 Maret – 21 Juni,
matahari bergeser dari khatulistiwa menuju ke utara dan akan berbalik arah
setelah mencapai 23,5 derajat lintang utara dan kembali bergerak menuju
khatulistiwa. Setelah itu, matahari akan tampak bergerak ke selatan dan
berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang selatan.
Sekitar
tanggal 21 Maret saat matahari melintasi ekuator langit, momen ini juga disebut
“hari pertama musim semi”.Saat matahari mencapai deklinasi ini pada titik balik
matahari musim panas sekitar bulan juni 21, hari ini juga disebut “pertengahan
musim panas” atau “hari pertama musim panas”. Matahari mencapai deklinasi dari
-23,5 derajat pada titik balik matahari musim dingin, sekitar 21 Desember
B. Fase-Fase Bulan
1. Bulan
Bulan moon dalam bahasa inggris luna
dalam bahasa romawi artemis dalam bahasa yunani adalah satu-satunya
satelit alami yang dimiliki bumi. Jika dilihat dari posisinya bulan adalah
benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda yang
kedua yang paling terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit
yang diamati dengan mudah.
Bulan
adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi.Permukaannya gersang, dipenuhi
kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang lalu.Bulan mungkin
terbentuk saat planet lain bertumbukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari
peristiwa itu uncul bersama dan membentuk bulan.Bulan adalah satu-satunya benda langit pengikut bumi yang berdiameter
3480Km. Bulan beredar pada jarak rata-rata 384.421 km. Bulan mempunyai dua
gerakan yang penting yaitu rotasi bulan dan revolusi bulan.
Rotasi bulan adalah
perputaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. dalam satu kali rotasi
bulan memerlukan waktu sama dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi.
Oleh karena waktu berotasi dan berevolusi sama maka permukaan bulan yang
menghadap bumi relatif tetap. Adanya sedikit perubahan pada permukaan bulan
disebabkan gerak angguk bulan pada porosnya. Gerak angguk ini sangat kecil
sekali.
Revolusi bulan adalah
peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur. Satu kali penuh
revolusi bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43,2 menit. Waktu
peredaran bulan ini terbagi dua:
a.
Sideris ( Syahru nujumi) yaitu waktu yang
ditempuh bulan untuk kembali ke asalnya. Revolusi bulan ini dijadikan dasar
bulan qomariyah, tetapi waktu yang dipergunakannya bukan waktu sideris
melainkan waktu yang sinodis.
b.
Sinodis(syahru
iqtirani) yaitu waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar (iqtiran)
antara matahari, dan bumi ke posisi sejajar berikutnya.waktu iqtiran
ditempuh rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik sama dengan 29,53058796
hari atau di bulatkan menjadi 29,531 hari.
Bidang
yang dipakai bulan dalam mengelilingi bumi disebut falaqul qamar yang
memotong bidang ekliptika sebesar 05o08’52”. Dengan demikian bidang edar
bulan tidak berimpit dengan bidang edar bumi.jika kedua bidang edar tersebut
berimpit maka setiap bulan akan terjadi dua kali gerhana, yaitu gerhana
matahari pada awal bulan dan gerhana bulan pada pertengahan bulan.walaupun
demikian, gerhana matahari atau gerhana bulan setiap tahun masih terjadi
sekitar tiga atau empat kali. Hal ini disebabkan oleh kecilnya sudut potong
antara bidang edar tersebut dengan bidang ekliptika.
2.
Fase-Fase Bulan
Bulan adalah benda langit yang tidak
mempunyai sinar sendiri. Cahayanya yang tampak dari bumi sebenarnya merupakan
sinar matahari yang dipantulkan olehnya. Dari hari ke hari bentuk dan ukuran
cahaya bulan itu berubah-ubah sesuai dengan posisi bulan terhadap matahari dan
bumi.
Pada saat bulan persis antara bumi dan matahari-yaitu
saat ijtima’/iqtiran(yang berarti berkumpul atau bertemu)-maka seluruh bagian
bumi tidak menerima sinar matahari sedang persis menghadap kebumi. Akibatnya
pada saat itu bulan tidak tampak dari bumi yang diistilahkan dengan muhak
atau bulan mati.
Ketika bulan bergerak, maka ada bagian
bulan yang menerima sinar matahari terlihat dari bumi. Bagian bulan ini yang
terlihat dari bumi sangat kecil dan membentuk bulan sabit.itulah yang dikenal
dengan hilal awal bulan.Semakin jauh bulan bergerak meninggalkan ijtima’
semakin besar pula cahay bulan yang tampak dari bumi. Sekitar tujuh hari
kemudian sesudah bulan mati, bulan akan tampak dari bumi dengan bentuk setengah
lingkaran. Itulah yang disebut dengan kwartir I atau tarbi’ awal.
Pada akhirnya sampailah bulan pada titik
tejauh dari matahari dan secara penuh menghadap ke matahari yang disebut dengan
saat istiqbal. Pada saat istiqbal, bumi persis sedang berada antara bulan dan
matahari. Bagian bulan yang sedang menerima sinar matahari hampir seluruhnya terlihat
dari bumi, akibatnya bulan tampak seperti bulatan penuh yang dinamakan badr
atau bulan purnama.
Setelah itu bulan bergerak terus dan
bentuk bulan semakin mengecil. Sekitar tujuh hari kemudian setelah purnama
bulan akan tampak dalam bentuk setengah lingkaran lagi itulah yang disebut
dengan kwartir II atau tarbi sani.Akhirnya sampailah pada saat ijtima’ kembali
menjelang bulan berikutnya dimana sama sekali tidak tampak dari bumi(Bulan Mati). Dengan demikian pase-pase bulan dalam konteks satu
bulan penuh meliputi:
a.
Bulan
mati(muhaq), yaitu ketika terjadi peristiwa ijtima’ antara bulan danmatahari.
b.
Hilal awal
bulan, yaitu ketika bulan meninggalkan ijtima’pada hari tanggal 1,2, dan 3
Qamariyah.
c.
Tarbi’
awal, yaitu setelah bulan
meninggalkan ijtima’ pada perempatan pertama dalam ukuran sudut(busur), pase
ini terjadi pada tanggal 6,7, dan 8 qamariah.
d.
Badr(bulan
purnama) atau full moon, yaitu ketika terjadi peristiwa istiqbal.permukaan
bulan yang terkena sinar matahari terlihat dari bumi, pase ini terjadi pada
tanggal 13, 14, dan 15 qamariyah.
e.
Tarbi sani
atau kwartir II, yaitu bulan meninggalkan matahari setelah peristiwa
istiqbal,pase ini terjadi pada tanggal 21, 22, dan 23.
f.
Hilal akhir
bulan, yaitu pase dimana bulan berbentuk sabit pada akhir bulan. Fase ini
terjadi pada tanggal 27, 28, dan 29.
C. Gerhana Bulan dan Matahari
1.
Gerhana bulan (Solar Eclips)
Gerhana
bulan terjadi apabila bulan berada dalam daerah bayang-bayang bumi.Pada saat
ini umbra bumi menutupi bulan.Kejadian ini terjadi jika matahari, bumi, dan
bulan berada pada satu garis lurus, dan bumi terletak diantara matahari dan
bumi.
2.
Gerhana matahari (Lunar Eclips)
Gerhana
matahari terjadi jika diantara matahari dan bumiserta dalam satu garis lurus.
Gerhana
matahari dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Gerhana
matahari total.
Gerhana
ini terjadi bila permukaan bumi yang tertutup bayang-bayang inti bulan tidak
terkena cahaya matahari.Peristiwa ini brlangsung sekitar 7 menit.Dalamseumur
hidupnya mungkin seseorang hanya akan dapat akan mengalami gerhana ini kali.
b. Gerhana
matahari sebagian
Gerhana
matahari sebagian terjadi jika hanya sebagian cahaya yang menuju bumi terhalang
bulan.
c. Gerhana
matahari cicin
Gerhana
ini terjadi pada saat bulan berada pada titik terjauh dari bumi
D. Bulan
Bulan merupakan benda langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri.Bentuk
bulan sering terlihat berubah-ubah dari hari ke hari.Tapi sebenarnya bentuk
bulan tidak berubah. Hal ini bisa demikian karena bulan dalam peredarannya
melakukan 3 gerakan, yaitu :
1.
Bulan beredar berputar pada
porosnya (berotasi)
Bulan
berotasi membutuhkan waktu kira-kira 1 bulan, sama dengan waktu revolusinya
maka wajah bulan yang tampak dari bumi selalu sama.
2.
Bulan mengelilingi bumi
(berevolusi)
Dalam
sekali bulan berevolusi, yang berarti pula berotasi, revolusi bulan
mengakibatkan terjadinya fase-fase bulan. Kejadian fase-fase bulan adalah
proses perubahan bentuk bulan yang terlihat dari bumi yaitu bulan baru, bulan
mati, bulan sabit, bulan purnama. Waktu yang di perlukan oleh bulan dari bulan
mati ke bulan baru adalah 29,5 hari.
3.
Bulan bersama-sama bumi
mengelilingi matahari.
Selain
beredar mengelilingi bumi, bulan juga melakukan gerakan bersama bumi
mengelilingi matahari.Akibat gerakan ini bulan dan bumi kadang berada dalam
satu garis lurus / sejajar.Peristiwa ini disebut juga dengan gerhana.
Gerakan
bulan pada porosnya di gunakan untuk dasar kalender hijriah.Kalender hijriah
sering disebut juga dengan kalender komariah.Jumlah hari dalam kalender hijriah
354 hari.Berarti dengan tahun masehi selisih 11 hari atau 12 hari.
E. Pengertian
Rotasi Bumi dan Pengaruh Rotasi Bumi
1.
Pengertian Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada sumbunya . Perputaran
ini merupakan akibat dari adanya gaya tarik menarik antara gaya gravitasi
matahari dengan gaya gravitasi bumi.
Bumi berotasi pada porosnya dari arah barat ke timur. Arahnya
persis sama dengan arah revolusi bumi mengelilingi matahari . Kala rotasi bumi
adalah 23 jam 56 menit 4 detik ,selang waktu ini disebut satu hari. Sekali
berotasi, bumi menempuh 360 bujur selama 24 jam.Artinya 10 bujur menempuh 4
menit. Dengan demikian, tempat-tempat yang berbeda 10 bujur akan berbeda waktu
4 menit.
2.
Pengaruh Rotasi Bumi
Rotasi bumi menimbulkan beberapa peristiwa yaitu :
a.
Pergantian
siang dan malam
Permukaan bumi yang sedang menghadap
matahari mengalami siang.Sebaliknya permukaan bumi yang membelakangi matahari
mengalami malam.Akibat rotasi bumi, permukaan bumi yang menghadap dan
membelakangi matahari berganti secara bergantian.Ini adalah peristiwa siang dan
malam.Karena periode peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang
atau malam rata-rata 12 jam.
b.
Perbedaan
waktu berbagai tempat dimuka bumi
Seluruh permukaan bumi dibagi-bagi
menurut garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang sejajar
dengan garis tengah khatulistiwa,sedang garis bujur adalah garis yang sejajar
dengan garis tengah kutub. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni
dari barat ke timur. Itulah sebabnya matahari selalu terbit di timur terbenam
di barat.
Waktu GMT (Greenwich Mean Time )
sebagai waktu pangkal yang berada pada garis bujur nol derajat yang melalui
kota Greenwich di London. Sebagai contoh Indonesia memiliki tiga bujur standar
yaitu 1050, 1200, 1350 Bujur Timur, dengan
demikian waktu lokalnya berturut-turut adalah waktu Greenwich ditambah 7 jam, 8
jam, dan 9 jam. Jika letak bujur standar itu disebelah barat bujur nol, maka
waktunya dikurangi, dan jika letak bujur standar itu di sebelah timur bujur
nol, maka waktunya bertambah.
c.
Gerak semu
harian bintang
Bintang-bintang (termasuk matahari)
yang tampak bergerak sebenarnya tidak bergerak.Akibat rotasi bumi dari arah
barat ke timur, bintang-bintang tersebut tampak bergerak dari timur ke
barat.Rotasi bumi tidak dapat kita saksikan, yang dapat kita saksikan adalah
peredaran matahari dan benda-benda langit melintas dari timur ke barat.Oleh
karena itu kita selalu menyaksikan matahari terbit disebelah timur dan terbenam
di sebelah barat.Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda
langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat di
amati setiap hari, maka disebut gerak semu harian.
d.
Perbedaan
percepatan gravitasi di permukaan bumi
Rotasi bumi juga menyebabkan
penggembungan di khatulistiwa dan pemapatan di kedua kutub bumi.Selama bumi
mengalami pembekuan dari gas menjadi cair kemudian menjadi padat, Bumi berotasi
terus pada porosnya.Ini menyebabkan menggebungan di khatulistiwa dan pemepatan
di kedua kutub bumi sehingga seperti keadaannya sekarang.Karena percepatan
gravitasi benbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan
gravitasi tempat-tempat di kutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa.
F. Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah
peredaran bumi mengelilingi matahari. Akibat dari revolusi bumi yakni :
1. Adanya
perubahan lamanya waktu siang dan malam
Negara-negara
di belahan bumi utara dan selatan memiliki perbedaan lamanya waktu siang dan
malam.Selain diakibatkan oleh sudut kemiringan poros bumi, juga diakibatkan
oleh revolusi bumi.Karena dalam berevolusi, bumi dapat terletak di apotema
atau hipotema.Apotema adalah titik terjauh bumi dengan matahari
sedangkan hipotema kebalikannya yakni titik terdekat bumi dengan matahari
2. Adanya
perubahan rasi bintang
Ketika
kita lihat langit malam pada bulan yang
berbeda-beda, bentuknya pun berbeda-beda. Pada bulan ini di langit ada rasi
bintang waluku, pada bulan berikutnya ada rasi bintang scorpio, dan seterusnya.
Hal ini pun disebabkan akrena adanya revolusi Bumi.
3. Adanya
gerak semu tahunan matahari
Gerak
semu tahunan yakni gerak berubahnya posisi matahari.Misalnya terdapat dua gunung.Pada bulan Januari, matahari hari
terbit di samping gunung yang pertama.Pada bulan April, matahari terbit diantara
kedua gunung.Pada bulan Juli ada disamping gunung kedua.Lalu pada Oktober
kembali berada di antara gunung itu.Kemudian pada bulan Desember ada di samping
gunung pertama.Dan seterusnya.
4. Adanya
perubahan musim
Perubahan
musim yang terdiri dari 4 musim yakni dingin,semi,gugur, dan panas hanya
terjadi di belahan bumi utara dan selatan. Indonesia tidak memiliki keempat
musim itu karena indonesia berada di daerah katulstiwa.
5. Ditetapkannya
kalender masehi
G. Sistem Koordinat Horizon
Tata koordinat ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan paling
mudah dipahami.Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat
menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda
tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi
benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi
itu sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan
hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang
yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu
adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran HORISON pada permukaan bola,
dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian
bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.
Penjelasan gambar
UTSB : Bidang
horison
UZS : Meridian
langit
BZT : Ekuator langit
Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang
berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai
lingkaran meridian yang sama)
Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang
melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering
disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati
(True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub
Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum
jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar
perbedaan sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata
koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h).
Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat
lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada
horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
·
Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai
acuan.
·
Versi kedua yang dianut secara internasional,
diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai
acuan, berupa busur UTSB.
Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari
zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o.
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada
penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung
dapat dibayangkan letak objek pada bola langit.Namun tedapat juga beberapa
kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka
horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda
langit.
H. Sistem Koordinat Ekuator
Sistem koordinat ini merupakan salah satu tata koordinat yang sering
digunakan dalam astronomi.Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda
langit dalam skala waktu relatif panjang.Sekalipun perubahan unsur-unsur
koordinatnya relatif kecil terhadap waktu.
Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda
langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang
digambarkan sebagai bola langit.Bola yang memuat bidang khayal tersebut disebut
bola langit.Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap
pengamat di muka Bumi dianggap berada di pusat bola langit.
Seperti halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap
lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi
dua bagian yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan lingkaran lainnya
disebut lingkaran kecil.
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola
langit:
Titik
kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu
Utara, Timur, Selatan dan Barat.
Lingkaran
kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub
langit.
Lingkaran
ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari.
Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
Kutub-kutub
langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi.
Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi.Kutub langit di belahan langit
Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara disebut
Kutub Langit Utara (KLU).
Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah koordinat
Aksensiorekta dan Deklinasi (d). Aksensiorekta
adalah panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan
titik gamma (g) pada lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah
penelusuran ke arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00
s.d. 3600. Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki
pada lingkaran ekuator langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada
bola langit.Deklinasi bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif
jika ke arah KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau
00 s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara waktu
matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah Matahari
(WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini tentunya berkaitan juga
dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap Matahari. Tanggal-tanggal
istimewa tersebut adalah :
1. Sekitar
tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0 WMM = jam
12 waktu bintang.
2. Sekitar
tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit
dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
3. Sekitar
tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries
berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
4. Sekitar
tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit
dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.
I. Sistem Koordinat Ekliptika
- Lingkaran primer dalam sistem koordinat Ekliptika, SK-ekl. adalah lingkaran Ekliptika atau disebut Ekliptika.
- Lingkaran Ekliptika merupakan lingkaran besar hasil perpotongan bidang Ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan Bola langit.
- Titik kutub lingkaran Ekliptika adalah titik Kutub Utara Ekliptika (KEU) dan titik Kutub Selatan Ekliptika (KES).
- Dalam SK-ekl, posisi benda langit (*) digambarkan dalam λ dan β.
- λ adalah bujur SK-ekl, yang diukur dari titik Aries (γ) ke posisi * sepanjang bidang ekliptika ke arah timur.
- β adalah lintang SKH, yang diukur dari bidang ekliptika. Positif (+) untuk diatas bidang ekliptika, dan negatif (-) untuk dibawah bidang ekliptika.
- Titik Aries merupakan salah satu titik potong antara ekuator langit dengan lingkaran Ekliptika (atau disingkat dengan nama Ekliptika), tempat menyeberang Matahari dari belahan langit selatan ke belahan langit utara
- Lintang dan bujur Ekliptika titik Aries masing-masing adalah nol derajat (β Aries = 0° dan λ Aries = 0°).
- Ekliptika dengan Ekuator Langit membentuk sudut kemiringan ekliptika, e, sebesar 23°.5 .
- Bujur Ekliptika sebuah benda langit mempunyai harga 0° <= λ<= 360° (<= : kurang dari atau sama dengan) atau bila dinyatakan dalam jam adalah 0 jam <= λ <= 24 jam.
- Harga lintang Ekliptika sebuah benda langit terletak antara +90° (titik Kutub Utara Ekliptika) dari -90° (titik Kutub Selatan Ekliptika) atau -90° <= β <= +90°.
Langganan:
Postingan (Atom)