Sabtu, 29 Desember 2012


Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gasPada saat tertentu umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain.Pernahkah kamu memperhatikan ibumu memasak air ? Jika air sudah mendidih dan dibiarkan dalam selang waktu tertentu, maka air akan berkurang dan lama kelamaan akan habis. Kemanakah air itu ? Air itu menguap menjadi gas.
Perubahan wujud zat cair menjadi padat disebut membeku, contohnya adalah air menjadi es ketika didalam kulkas dan coran besi yang dimasukkan ke dalam cetakan menjadi keras. Zat dapat mengalami perubahan wujud karena energi.
Perubahan wujud padat menjadi cair disebut melebur atau meleleh, contohnya adalah es mencair dan mentega berubah menjadi minyak ketika dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.
Perubahan wujud cair menjadi gas disebut menguap contohnya adalah air menjadi uap dan spiritus menjadi gas. Perubahan dari gas menjadi cair disebut mengembun, contohnya adalah embun di pagi hari.
Perubahan  gas ke padat, contohnya  jelaga yang merupakan hasil pembakaran pada lampu minyak. Perubahan padat menjadi gas disebut menyublim, contohnya penguapan kapur barus.

Selasa, 04 Desember 2012

ELASTISITAS


ELASTISITAS
Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Benda-benda elastis juga memiliki batas elastisitas. Ada 2 macam benda yaitu: benda elastis dan benda plastis (tak elastis).

1. HUKUM HOOKE
Pertambahan panjang yang timbul berbanding lurus dengan gaya tarik yang diberikan. Hal ini pertama kali diselidiki pada abad 17 oleh seorang arsitek berkebangsaan Inggris yang bernama Robert Hooke. Hooke menyelidiki hubungan antara gaya tarik yang diberikan pada sebuah pegas dengan pertambahan panjang pegas tersebut.
Hooke menemukan bahwa pertambahan panjang pegas yang timbul berbanding lurus dengan gaya yang diberikan.
F x
Lebih jauh lagi, Hooke juga menemukan bahwa pertambahan panjang pegas sangat bergantung pada karakteristik dari pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang seperti karet gelang akan mengalami pertambahan panjang yang besar meskipun gaya yang diberikan kecil. Sebaliknya pegas yang sangat sulit teregang seperti pegas baja akan mengalami pertambahan panjang yang sedikit saja meskipun diberi gaya yang besar. Karakteristik yang dimiliki masing-masing pegas ini dinyatakan sebagai tetapan gaya dari pegas tersebut. Pegas yang mudah teregang seperti karet gelang memiliki tetapan gaya yang kecil. Sebaliknya pegas yang sulit teregang seperti pegas baja memiliki tetapan gaya yang besar. Secara umum apa yang ditemukan
Hooke bisa dinyatakan sebagai berikut:
F = k. x
Keterangan:
F = gaya yang diberikan pada pegas (N)
k = tetapan gaya pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)

2. ENERGI POTENSIAL PEGAS
Besar energi potensial sebuah pegas dapat dihitung dari grafik hubungan gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas tersebut.
Ep = ½ F . x
     = ½ (k . x) . x

Keterangan:
Ep = energi potensial pegas (joule)
k   = tetapan gaya pegas (N/m)
x   = pertambahan panjang pegas (m)

3. MODULUS ELASTISITAS
Yang dimaksud dengan Mosdulus Elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan. Modulus ini dapat disebut dengan sebutan Modulus Young.
a.       Tegangan (Stress)
Tegangan adalah gaya per satuan luas penampang. Satuan tegangan adalah N/m2Secara matematis dapat dituliskan:
Tegangan = gaya / luas
b.      Regangan (Strain)
Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu batang terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya. Secara matematis dapat dituliskan:
regangan = pertambahan panjang : panjang awal
Dari kedua persamaan di atas dan pengertian modulus elastisitas, kita dapat mencari persamaan untuk menghitung besarnya modulus elastisitas, yang tidak lain adalah:
Modulus Elastisitas = tegangan : regangan
Modulus Elastisitas / YoungSatuan untuk modulus elastisitas adalah N/m2

4. RANGKAIAN PEGAS
Suatu rangakaian pegas pada dasarnya tersusun dari susunan seri dan / atau susunan paralel.
1) Susunan Seri
Saat pegas dirangkai seri, gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besarnya dan gaya tarik ini = gaya tarik yang dialami pegas pengganti ( F1 = F2 = ....Fn). Pertambahan panjang pegas pengganti seri = total pertambahan panjang tiap – tiap pegas ( = x1 + x2 + ..... xn) maka nilai konstanta pengganti = total dari kebalikan tiap – tiap tetapan pegas ( 1/ks = 1/k1 + 1/k2 + ....1/kn ).
2) Susunan Paralel
Saat pegas dirangkai paralel, gaya tarik pada pegas pengganti F = total gaya tarik pada tiap pegas ( F = F1 + F2 + ....F ). Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya ( xtotal = x1 + x2 + ..... xn ) maka nilai konstanta pengganti = total dari tetapan tiap – tiap pegas (kp = k1 + k2 + .... kn).

5. GERAK EBNDA DI BAWAH PENGARUH PEGAS
Bila suatu benda yang digantungkan pada pegas ditarik sejauh x meter dan kemudian dilepas, maka benda akan bergetar. Percepatan getarnya itu dapat dihitung dengan persamaan:Percepatan Getar Dari persamaan di atas, kita mengetahui bahwa besarnya percepatan getar (a) sebanding dan berlawanan arah dengan simpangan (x)

RPP FISIKA SMA RADIASI BENDA HITAM


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

OLEH:
Endang Sulistyorini
NIM. A1C311013

DOSEN:
Drs. Rasimin, M.Pd


Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2012
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah                       : SMA
Kelas/ Semester           : XII (Dua belas)/ Semester II
Mata Pelajaran            : Fisika
Alokasi Waktu            : 8 Jam Pelajaran 


Standar Kompetensi:
Mengaplikasikan sifat-sifat radiasi benda hitam  dan menganalisa berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlaku relativitas Einstien dalam paradigma fisika modern.

Kompetensi Dasar:
Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup hakikat dan sifat-sifat radiasi benda hitam serta penerapannya.

Indikator:
1.      Mendeskripsikan radiasi benda hitam dalam diskusi kelas.
2.      Mendeskripsikan hipotesa Planck.
3.      Menerapkan perilaku radiasi benda hitam untuk mengukur suatu benda ( misalkan suhu matahari dan suhu bintang )

Tujuan Pembelajaran:
1.      Menganalisis dan menginterpretasikan data empiris dari radiasi benda hitam.
2.      Memformulasikan hipotesa Planck.
3.      Memformulasikan hukum pergeseran Wien dan hukum Stefan Boltzmann berdasarkan hipotesa Planck.
Materi Pembelajaran:
1.      Menfsirkan data benda hitam dalam diskusi kelas
2.      Merumuskan radiasi benda hitam (termasuk pergeseran Wien ), postulat Planck and dualisme gelombang partikel cahaya dalam diskusi kelas
3.      Memaparkan hasil kajian literatur tentang perilaku radiasi benda hitam yang berkaitandengan gejala pemanasan global

Model pembelajaran:
1.      Ceramah
2.      Diskusi
3.      Penugasan

Langkah-langkah Pembelajaran:
a.       Kegiatan Awal
Motivasi dan Prasayarat:
1.      Jika suatu benda berwarna putih kena cahaya benda tersebut akan …..
2.      Jika suatu benda berwarna hitam kena cahaya benda tersebut akan …..
b.      Kegiatan Inti
1.      Guru mendemonstrasikan sebuah benda hitam.
2.      Siswa  mengamati dengan seksama.
3.      Guru membimbing diskusi kelas menegnai informasi tentang energi radiasi.
4.      Dalam diskusi kelas siswa berkesempatan untuk mengapresiasikan / mengajukan pendapatnya perihal informasi tentang energy radiasi.
5.      Guru membimbing diskusi kelas dalam merumuskan radiasi benda hitam (termasuk pergeseran Wien ), postulat Planck and dualisme gelombang partikel cahaya
6.      Siswa bersikap aktif dalam diskusi.
7.      Guru memberikan contoh soal pada setip perumusan yang diperoleh.
c.       Kegiatan  Penutup
1.      Memeberi pertanyaan diskusi
2.      Memberi soal latihan

Sumber, Bahan, dan Alat Belajar:
3.      Sumber: buku Fisika yang relevan
4.      Bahan: bahan presentasi dan hasil kerja siswa
5.      Alat: media presentasi

Penilaian:
1.      Penilaian keaktifan siswa.
2.      Penilaian pertanyaan diskusi.
3.      Penilaian soal latihan.

GERAK DAN POSISI BENDA LANGIT

TUGAS
GERAK DAN POSISI BENDA LANGIT

( Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bumi dan Antariksa)







Disusun Oleh :
Endang Sulistyorini
NIM. A1C311013
                                


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
 ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
November 2012



A.    Gerak Semu Harian dan Tahunan Matahari
1.      Gerak Semu Harian Matahari
Penyebab terjadinya Gerak Semu Harian Matahari ialah adanyarotasi bumi (gerak putar bumi pada sumbu putarnya). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak semu harian matahari mengakibatkan perubahan posisi matahari setiap harinya.Matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat, padahal gerak semu ini teramati karena bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur. Sehingga akan muncul tampak kesan semu bahwa dari sudut pandang kita (sebagai pengamat) di bumi, matahari-lah yang bergerak mengelilingi bumi.

2.      Gerak Semu Tahunan Matahari
Penyebab terjadinya Gerak Semu Tahunan Matahari iadalag adanya  Revolusi Bumi. Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk bergerak mengelilingi matahari (revolusi).Bumi selain bergerak mengelilingi matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi). Tetapi sumbu rotasi bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. Akibat dari miringnya sumbu rotasi bumi itu, matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa bumi, matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan bumi. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi bagian utara, dan setengah tahun berikutnya matahari lebih banyak menerangi bumi bagian selatan.
Dalam gerak semunya, matahari akan tampak bergerak dari khatulistiwa (equator) antara 23,5 derajat lintang utara dan lintang selatan. Pada tanggal 21 Maret – 21 Juni, matahari bergeser dari khatulistiwa menuju ke utara dan akan berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang utara dan kembali bergerak menuju khatulistiwa. Setelah itu, matahari akan tampak bergerak ke selatan dan berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang selatan.
Sekitar tanggal 21 Maret saat matahari melintasi ekuator langit, momen ini juga disebut “hari pertama musim semi”.Saat matahari mencapai deklinasi ini pada titik balik matahari musim panas sekitar bulan juni 21, hari ini juga disebut “pertengahan musim panas” atau “hari pertama musim panas”. Matahari mencapai deklinasi dari -23,5 derajat pada titik balik matahari musim dingin, sekitar 21 Desember

B.     Fase-Fase Bulan
1.      Bulan
Bulan moon dalam bahasa inggris luna dalam bahasa romawi artemis dalam bahasa yunani adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Jika dilihat dari posisinya bulan adalah benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda yang kedua yang paling terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit yang diamati dengan mudah.
Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi.Permukaannya gersang, dipenuhi kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang lalu.Bulan mungkin terbentuk saat planet lain bertumbukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari peristiwa itu uncul bersama dan membentuk bulan.Bulan adalah satu-satunya benda langit pengikut bumi yang berdiameter 3480Km. Bulan beredar pada jarak rata-rata 384.421 km. Bulan mempunyai dua gerakan yang penting yaitu rotasi bulan dan revolusi bulan.
Rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. dalam satu kali rotasi bulan memerlukan waktu sama dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi. Oleh karena waktu berotasi dan berevolusi sama maka permukaan bulan yang menghadap bumi relatif tetap. Adanya sedikit perubahan pada permukaan bulan disebabkan gerak angguk bulan pada porosnya. Gerak angguk ini sangat kecil sekali.
Revolusi bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur. Satu kali penuh revolusi bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43,2 menit. Waktu peredaran bulan ini terbagi dua:
a.       Sideris ( Syahru nujumi) yaitu waktu yang ditempuh bulan untuk kembali ke asalnya. Revolusi bulan ini dijadikan dasar bulan qomariyah, tetapi waktu yang dipergunakannya bukan waktu sideris melainkan waktu yang sinodis.
b.      Sinodis(syahru iqtirani) yaitu waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar (iqtiran) antara matahari, dan bumi ke posisi sejajar berikutnya.waktu iqtiran ditempuh rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik sama dengan 29,53058796 hari atau di bulatkan menjadi 29,531 hari.
Bidang yang dipakai bulan dalam mengelilingi bumi disebut falaqul qamar yang memotong bidang ekliptika sebesar 05o08’52”. Dengan demikian bidang edar bulan tidak berimpit dengan bidang edar bumi.jika kedua bidang edar tersebut berimpit maka setiap bulan akan terjadi dua kali gerhana, yaitu gerhana matahari pada awal bulan dan gerhana bulan pada pertengahan bulan.walaupun demikian, gerhana matahari atau gerhana bulan setiap tahun masih terjadi sekitar tiga atau empat kali. Hal ini disebabkan oleh kecilnya sudut potong antara bidang edar tersebut dengan bidang ekliptika.
2.      Fase-Fase Bulan
Bulan adalah benda langit yang tidak mempunyai sinar sendiri. Cahayanya yang tampak dari bumi sebenarnya merupakan sinar matahari yang dipantulkan olehnya. Dari hari ke hari bentuk dan ukuran cahaya bulan itu berubah-ubah sesuai dengan posisi bulan terhadap matahari dan bumi.
Pada saat bulan persis antara bumi dan matahari-yaitu saat ijtima’/iqtiran(yang berarti berkumpul atau bertemu)-maka seluruh bagian bumi tidak menerima sinar matahari sedang persis menghadap kebumi. Akibatnya pada saat itu bulan tidak tampak dari bumi yang diistilahkan dengan muhak atau bulan mati.
Ketika bulan bergerak, maka ada bagian bulan yang menerima sinar matahari terlihat dari bumi. Bagian bulan ini yang terlihat dari bumi sangat kecil dan membentuk bulan sabit.itulah yang dikenal dengan hilal awal bulan.Semakin jauh bulan bergerak meninggalkan ijtima’ semakin besar pula cahay bulan yang tampak dari bumi. Sekitar tujuh hari kemudian sesudah bulan mati, bulan akan tampak dari bumi dengan bentuk setengah lingkaran. Itulah yang disebut dengan kwartir I atau tarbi’ awal.
Pada akhirnya sampailah bulan pada titik tejauh dari matahari dan secara penuh menghadap ke matahari yang disebut dengan saat istiqbal. Pada saat istiqbal, bumi persis sedang berada antara bulan dan matahari. Bagian bulan yang sedang menerima sinar matahari hampir seluruhnya terlihat dari bumi, akibatnya bulan tampak seperti bulatan penuh yang dinamakan badr atau bulan purnama.
Setelah itu bulan bergerak terus dan bentuk bulan semakin mengecil. Sekitar tujuh hari kemudian setelah purnama bulan akan tampak dalam bentuk setengah lingkaran lagi itulah yang disebut dengan kwartir II atau tarbi sani.Akhirnya sampailah pada saat ijtima’ kembali menjelang bulan berikutnya dimana sama sekali tidak tampak dari bumi(Bulan Mati). Dengan demikian pase-pase bulan dalam konteks satu bulan penuh meliputi:
a.       Bulan mati(muhaq), yaitu ketika terjadi peristiwa ijtima’ antara bulan danmatahari.
b.      Hilal awal bulan, yaitu ketika bulan meninggalkan ijtima’pada hari tanggal 1,2, dan 3 Qamariyah.
c.       Tarbi’ awal, yaitu setelah bulan meninggalkan ijtima’ pada perempatan pertama dalam ukuran sudut(busur), pase ini terjadi pada tanggal 6,7, dan 8 qamariah.
d.      Badr(bulan purnama) atau full moon, yaitu ketika terjadi peristiwa istiqbal.permukaan bulan yang terkena sinar matahari terlihat dari bumi, pase ini terjadi pada tanggal 13, 14, dan 15 qamariyah.
e.       Tarbi sani atau kwartir II, yaitu bulan meninggalkan matahari setelah peristiwa istiqbal,pase ini terjadi pada tanggal 21, 22, dan 23.
f.       Hilal akhir bulan, yaitu pase dimana bulan berbentuk sabit pada akhir bulan. Fase ini terjadi pada tanggal 27, 28, dan 29.

C.    Gerhana Bulan dan Matahari
1.      Gerhana bulan (Solar Eclips)
Gerhana bulan terjadi apabila bulan berada dalam daerah bayang-bayang bumi.Pada saat ini umbra bumi menutupi bulan.Kejadian ini terjadi jika matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus, dan bumi terletak diantara matahari dan bumi.


2.      Gerhana matahari (Lunar Eclips)
Gerhana matahari terjadi jika diantara matahari dan bumiserta dalam satu garis lurus.
Gerhana matahari dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.       Gerhana matahari total.
Gerhana ini terjadi bila permukaan bumi yang tertutup bayang-bayang inti bulan tidak terkena cahaya matahari.Peristiwa ini brlangsung sekitar 7 menit.Dalamseumur hidupnya mungkin seseorang hanya akan dapat akan mengalami gerhana ini kali.
b.      Gerhana matahari sebagian
Gerhana matahari sebagian terjadi jika hanya sebagian cahaya yang menuju bumi terhalang bulan.
c.       Gerhana matahari cicin
Gerhana ini terjadi pada saat bulan berada pada titik terjauh dari bumi

D.    Bulan
Bulan merupakan benda langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri.Bentuk bulan sering terlihat berubah-ubah dari hari ke hari.Tapi sebenarnya bentuk bulan tidak berubah. Hal ini bisa demikian karena bulan dalam peredarannya melakukan 3 gerakan, yaitu :
1.      Bulan beredar berputar pada porosnya (berotasi)
Bulan berotasi membutuhkan waktu kira-kira 1 bulan, sama dengan waktu revolusinya maka wajah bulan yang tampak dari bumi selalu sama.

2.      Bulan mengelilingi bumi (berevolusi)
Dalam sekali bulan berevolusi, yang berarti pula berotasi, revolusi bulan mengakibatkan terjadinya fase-fase bulan. Kejadian fase-fase bulan adalah proses perubahan bentuk bulan yang terlihat dari bumi yaitu bulan baru, bulan mati, bulan sabit, bulan purnama. Waktu yang di perlukan oleh bulan dari bulan mati ke bulan baru adalah 29,5 hari.
3.      Bulan bersama-sama bumi mengelilingi matahari.
Selain beredar mengelilingi bumi, bulan juga melakukan gerakan bersama bumi mengelilingi matahari.Akibat gerakan ini bulan dan bumi kadang berada dalam satu garis lurus / sejajar.Peristiwa ini disebut juga dengan gerhana.
Gerakan bulan pada porosnya di gunakan untuk dasar kalender hijriah.Kalender hijriah sering disebut juga dengan kalender komariah.Jumlah hari dalam kalender hijriah 354 hari.Berarti dengan tahun masehi selisih 11 hari atau 12 hari.

E.     Pengertian Rotasi Bumi dan Pengaruh Rotasi Bumi
1.      Pengertian Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada sumbunya . Perputaran ini merupakan akibat dari adanya gaya tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi.
Bumi berotasi pada porosnya dari arah barat ke timur. Arahnya persis sama dengan arah revolusi bumi mengelilingi matahari . Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik ,selang waktu ini disebut satu hari. Sekali berotasi, bumi menempuh 360 bujur selama 24 jam.Artinya 10 bujur menempuh 4 menit. Dengan demikian, tempat-tempat yang berbeda 10 bujur akan berbeda waktu 4 menit.

2.      Pengaruh Rotasi Bumi
Rotasi bumi menimbulkan beberapa peristiwa yaitu :
a.       Pergantian siang dan malam
Permukaan bumi yang sedang menghadap matahari mengalami siang.Sebaliknya permukaan bumi yang membelakangi matahari mengalami malam.Akibat rotasi bumi, permukaan bumi yang menghadap dan membelakangi matahari berganti secara bergantian.Ini adalah peristiwa siang dan malam.Karena periode peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam rata-rata 12 jam.
b.      Perbedaan waktu berbagai tempat dimuka bumi
Seluruh permukaan bumi dibagi-bagi menurut garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang sejajar dengan garis tengah khatulistiwa,sedang garis bujur adalah garis yang sejajar dengan garis tengah kutub. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Itulah sebabnya matahari selalu terbit di timur terbenam di barat.
Waktu GMT (Greenwich Mean Time ) sebagai waktu pangkal yang berada pada garis bujur nol derajat yang melalui kota Greenwich di London. Sebagai contoh Indonesia memiliki tiga bujur standar yaitu 1050, 1200, 1350 Bujur Timur, dengan demikian waktu lokalnya berturut-turut adalah waktu Greenwich ditambah 7 jam, 8 jam, dan 9 jam. Jika letak bujur standar itu disebelah barat bujur nol, maka waktunya dikurangi, dan jika letak bujur standar itu di sebelah timur bujur nol, maka waktunya bertambah.
c.       Gerak semu harian bintang
Bintang-bintang (termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya tidak bergerak.Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang tersebut tampak bergerak dari timur ke barat.Rotasi bumi tidak dapat kita saksikan, yang dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan benda-benda langit melintas dari timur ke barat.Oleh karena itu kita selalu menyaksikan matahari terbit disebelah timur dan terbenam di sebelah barat.Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat di amati setiap hari, maka disebut gerak semu harian.
d.      Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Rotasi bumi juga menyebabkan penggembungan di khatulistiwa dan pemapatan di kedua kutub bumi.Selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair kemudian menjadi padat, Bumi berotasi terus pada porosnya.Ini menyebabkan menggebungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi sehingga seperti keadaannya sekarang.Karena percepatan gravitasi benbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-tempat di kutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa.

F.     Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Akibat dari revolusi bumi yakni :
1.      Adanya perubahan lamanya waktu siang dan malam
Negara-negara di belahan bumi utara dan selatan memiliki perbedaan lamanya waktu siang dan malam.Selain diakibatkan oleh sudut kemiringan poros bumi, juga diakibatkan oleh revolusi bumi.Karena dalam berevolusi, bumi dapat terletak di apotema atau hipotema.Apotema adalah titik terjauh bumi dengan matahari sedangkan hipotema kebalikannya yakni titik terdekat bumi dengan matahari
2.      Adanya perubahan rasi bintang
Ketika kita  lihat langit malam pada bulan yang berbeda-beda, bentuknya pun berbeda-beda. Pada bulan ini di langit ada rasi bintang waluku, pada bulan berikutnya ada rasi bintang scorpio, dan seterusnya. Hal ini pun disebabkan akrena adanya revolusi Bumi.
3.      Adanya gerak semu tahunan matahari
Gerak semu tahunan yakni gerak berubahnya posisi matahari.Misalnya terdapat  dua gunung.Pada bulan Januari, matahari hari terbit di samping gunung yang pertama.Pada bulan April, matahari terbit diantara kedua gunung.Pada bulan Juli ada disamping gunung kedua.Lalu pada Oktober kembali berada di antara gunung itu.Kemudian pada bulan Desember ada di samping gunung pertama.Dan seterusnya.
4.      Adanya perubahan musim
Perubahan musim yang terdiri dari 4 musim yakni dingin,semi,gugur, dan panas hanya terjadi di belahan bumi utara dan selatan. Indonesia tidak memiliki keempat musim itu karena indonesia berada di daerah katulstiwa.
5.      Ditetapkannya kalender masehi

G.    Sistem Koordinat Horizon
Tata koordinat ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan paling mudah dipahami.Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran HORISON pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.
Penjelasan gambar
UTSB : Bidang horison
UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit
Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran meridian yang sama)
Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h).
Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
·         Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
·         Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur UTSB.
Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o.
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit.Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit.

H.    Sistem Koordinat Ekuator
Sistem koordinat ini merupakan salah satu tata koordinat yang sering digunakan dalam astronomi.Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skala waktu relatif panjang.Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap waktu.
Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan sebagai bola langit.Bola yang memuat bidang khayal tersebut disebut bola langit.Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap pengamat di muka Bumi dianggap berada di pusat bola langit.
Seperti halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi dua bagian yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan lingkaran lainnya disebut lingkaran kecil.
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit:
Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu Utara, Timur, Selatan dan Barat.
Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub langit.
Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi. Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi.Kutub langit di belahan langit Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara disebut Kutub Langit Utara (KLU).
Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah koordinat Aksensiorekta  dan Deklinasi (d). Aksensiorekta adalah panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan titik gamma (g) pada lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah penelusuran ke arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00 s.d. 3600. Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran ekuator langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit.Deklinasi bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau 00 s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini tentunya berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap Matahari. Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :
1.      Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0 WMM = jam 12 waktu bintang.
2.      Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
3.      Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
4.      Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.
I.       Sistem Koordinat Ekliptika
  1. Lingkaran primer dalam sistem koordinat Ekliptika, SK-ekl. adalah lingkaran Ekliptika atau disebut Ekliptika.
  2. Lingkaran Ekliptika  merupakan lingkaran besar hasil perpotongan bidang Ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan Bola langit.
  3. Titik kutub lingkaran Ekliptika adalah titik Kutub Utara Ekliptika (KEU) dan titik Kutub Selatan Ekliptika (KES).
  4. Dalam SK-ekl, posisi benda langit (*) digambarkan dalam λ dan β.
  5. λ adalah bujur SK-ekl, yang diukur dari titik Aries (γ) ke posisi * sepanjang bidang ekliptika ke arah timur.
  6. β adalah lintang SKH, yang diukur dari bidang ekliptika. Positif (+) untuk diatas bidang ekliptika, dan negatif (-) untuk dibawah bidang ekliptika.
  7. Titik Aries merupakan salah satu titik potong antara ekuator langit dengan lingkaran Ekliptika (atau disingkat dengan nama Ekliptika), tempat menyeberang Matahari dari belahan langit selatan ke belahan langit utara
  8. Lintang dan bujur Ekliptika titik Aries masing-masing adalah nol derajat (β Aries = 0° dan λ Aries = 0°).
  9. Ekliptika dengan Ekuator Langit membentuk sudut  kemiringan ekliptika, e, sebesar 23°.5 .
  10. Bujur Ekliptika sebuah benda langit mempunyai harga 0° <=  λ<= 360° (<= : kurang dari atau sama dengan) atau bila dinyatakan dalam jam adalah 0 jam <=  λ <= 24 jam.
  11. Harga lintang Ekliptika sebuah benda langit terletak antara +90° (titik Kutub Utara Ekliptika) dari -90° (titik Kutub Selatan Ekliptika) atau -90° <= β <= +90°.
Gabungan Sistem Koordinat Ekliptik – Sistem Koordinat Ekuatorial
Gabungan Sistem Koordinat Ekliptik – Sistem Koordinat Ekuatorial dan Sistem Koordinat Horizontal